• Terbaru

    Saturday, 7 January 2017

    PENGELOLAAN KELAS DAN LABORATORIUM

    Pengelolaan Kelas dan Laboratorium

    Lingkungan belajar yang aman, nyaman dan tertib, optimalisme merupakan harapan yang tinggi bagi seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan gairah, semangat dan napsu belajar
    A.    Pengelolaan Kelas
       1.      Pengertian 

    Secara etimologis, pengelolaan kelas ialah usaha guru untuk menciptakan, memelihara dan mengembangkan iklim belajar yang kondusif (Udin S. Winataputra). Pengertian ini sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Winzer yang menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah cara-cara yang ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tujuan akademik dan sosial.
    Pengelolaan kelas ( classroom management ) berdasarkan pendekatan menurut Weber diklasifikasikan kedalam dua pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter dan pendekatan permisif.
    Berdasarkan pendekatan otoriter pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengkontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat ( Weber ). Dalam hal ini guru atau sekolah tersebut menciptakan iklim sekolah dengan berbagai aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus ditaati oleh warga sekolah/ kelas.

    Berdasarkan pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan untuk siswa melekukan berbagai aktivitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Dalam hal ini fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktivitas di dalam kelas, tanpa harus merasa takut dan tertekan
     
      2.      Tujuan Pengelolaan Kelas

    Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional, dan intelektual dalam kelas. Suharsini Arikkunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak didik di kelas dapat belajar dan bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.   



    3.        Pengelolaan Kelas Secara Fisik


     Tujuan utama penataan lingkungan fisik kelas adalah mengarahkan kegiatan siswa dan mencegah munculnya tingkah laku siswa yang tidak yang tidak diharapkan melalui penataan tempat duduk, perabot, dan barang-barang lainnya yang ada di dalam kelas, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi aktif antara siswa dan guru serta antar siswa, dalam kegiatan pembelajaran. Melalui penataan kelas, diharapkan siswa dapat memusatkan perhatiannya dalam proses pembelajaran dan akan bekerja secara efektif.
    Berikut beberapa pengelolaan kelas secara fisik :
    Ø  Tempat duduk
    • Posisi tempat duduk : Posisi tempat duduk guru yaitu berada di depan sebelah kanan bersebrangan dengan pintu. sedangkan posisi tempat duduk siswa berada di depan guru (saling berhadapan). Adapula macam-macam posisi duduk siswa yaitu: berbaris, pengelompokan, setengah lingkaran, berbentuk lingkaran. 
    • Jumlah tempat duduk: Pada jumlah tempat duduk haruslah disesuaikan dengan kondisi ruangan yang tersedia supaya dapat memaksimalkan proses belajar dan mengajar .
    •   Bahan tempat duduk: Kursi terbuat dari kayu, bentuknya persegi dilengkapi dengan sandar.

    Ø  Meja
    •   Guru: Meja guru terbuat dari kayu berbentuk persegi dilengkapi dengan laci memakai taplak meja dan disimpan vas bunga sebagai aksesorisnya.meja guru terletak di depan sebelah kanan bersebrangan dengan pintu, dan meja siswa terbuat dari kayu berbentuk persegi dilengkapi dengan laci untuk tempat menyimpan tas dan terdapat sandaran untuk pijakan kaki .meja siswa terletak di depan meja guru (berhadapan).

    Ø  Jendela (ventilasi)
    Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa anatara lain jendela yang cukupbesar agar cahaya matahari masuk dan udara sehat. Jendela terbuat dari kaca selain untuk keluar masuknya udara juga sebagai pencahayaan .

    Ø  Pintu
    Pintu di kelas terbuat dari kayu dan ada dua terbuka keluar  supaya memudahkan  siswa untuk keluar masuk kelas. 

    Ø  Aksesoris
    Aksesoris kelas disimpan di tempat yang sesuai. contoh aksesoris kelas yaitu:Jadwal piket, agenda kelas, foto presiden dan wakil presiden, tata tertib kelas, vas bunga, struktur organisasi kelas, jam dinding, tempat spidol/kapur, dan charta.

    Ø  Alat kebersihan
    Alat kebersihan biasanya disimpan di belakang selain alat kebersihan harus juga disediakan tempat sampah agar kelas tetap bersih.

    Ø  Papan tulis gantung
    Ukuran papan tulis seharusnyatidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar yaitu 300 x 100 cm sudah cukup, terdiri dari papan tulis hitam dan putih papan tulis harus memiliki penerangan yang cukup supaya dapat terlihat dengan jelas oleh siswa, papan tulis haruslah disimpan di depan agar terlihat oleh semua siswa.
     
    Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengelola kelas secara fisik, yaitu :

    • Visibility (keleluasan pandangan), artinya penempatan atau penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa sehingga mereka secara leluasa dapat memandang guru, benda, atau kegiatan yang sedang berlangsung.
    • Accebility (mudah dicapai), artinya barang-barnag atau alat-alat yang biasa digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran mudah dijangkau.
    • Fleksibilitas (keluwesan), artinya barang-barang yang ada di dalam kelas hendaknya mudah untuk ditata dan dipindah-pindahkan sesuai dengan tuntutan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa dan guru.
    • Kenyamanan, baik bagi siswa maupun bagi guru sendiri.
    • Keindahan, berkenaan dengan usaha guru menata ruangan kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan pembelajaran. 

    Selain pengelolaan sarana kelas, kita juga perlu menata dan mengelola sarana non fisik diantaranya akan dibahas di bawah ini:
    • Pengelolaan Kelas Non Fisik
    Pengelolaan kelas nonfisik berkenaan dengan hubungan social pribadi antara guru dan siswa, serta antar siswa itu sendiri. Hubungan yang harmonis antara guru dan siswa, serta antar siswa akan dapat menciptakan iklim psiko social kelas yang sehat, dan efektif bagi berlangsungnya proses pembelajaran.
    Berkenaan dengan pengelolaan iklim psiko social kelas, Bandura menyatakan bahwa keberhasilan guru dalam mengelola iklim psiko social kelas dipengaruhi oleh karakteristik guru itu sendiri. Berikut beberapa karakteristik yang harus dimiliki guru demi terciptanya iklim psiko social kelas yang efektif bagi kelangsungan proses pembelajaran.:

    a. Disukai oleh siswanya
    b. Memiliki persepsi yang realistik tentang dirinya dan siswanya.
    c. Akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa
    d. Bersikap positif terhadap pertanyaan/respon siswa
    e. Sabar, teguh dan tegas
             Tak kalah penting dalam mewujudkan suasana pembelajaran yang kondusif baik di kelas maupun di luar kelas misalnya di ruang laboratorium kita harus menata dan menyiapkan sarana-prasarana yang memadai dan sesuai standar agar kegiatan praktikum yang dilakukan berjalan lancar sesuai apa yang diharapkan. 
             Menurut Wikipedia Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah,eksperimen,  pengukuran ataupun pelatihan ilmiah. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya,misalnya laboratorium fisika,kimia,biokimia,laboratorium komputer  dan laboratorium bahasa.
    Berikut akan kita bahas sarana apa saja yang harus dipenuhi, diantaranya:
    • Tata Letak Laboratorium

    Persyaratan umum lokasi laboratorium dalam hubungannya dengan bangunan sekolah yang telah ada sebagai berikut:
    1)      Arah mata angin harus diatur untuk menghindari pencemaran udara.Gas sisa reaksi kimia yang kurang sedap agar tidak terbawa  angin ke ruangan,oleh karena itu untuk bangunnan bertingkat lebih baik laboratorium terletak di tingkat atas,terutama laboratorium kimia.
    2)      Jarak cukup jauh dari sumber air,untuk menghindari pencemaran air, untuk mendapatkan pentilasi dan penerangan yang optimal.Jarak minimal sama dengan tinggi bangunan terdekat,atau kira-kira  3 m..
    3)      Di daerah tropis,lebih baik membujur dari timur ke barat sesuai dengan lintasan peredaran matahari.

    • Perlengkapan Laboratorium

    1)      Lemari kayu
    Lemari ini terletak di luar laboratorium,berfungsi untuk menyimpan tas siswa sebelum masuk ke ruang laboratorium.terbuat dari bahan kayu berupa lemari bersekat dan pintu berupa sorok .panjang 240 cm tingggi 150 cm dan lebar 50 cm.
    2)      Panggung demonstrasi
    Guru berdiri di tempat yang tinggi untuk melakukan demonstrasi.Tinggi kira-kira 20 cm dan panjangnya harus lebih panjang dari papan tulis.
    3)      Meja praktikum
    Meja ini dibuat permanen dan berlapis kramik berwarna putih agar terlihat jelas jika ada larutan yang tumpah dan mudah di lap,dilengkapi dengan rak dibawah meja,dan bak cuci di ujung kanan mejadenagn ukuran 54X35X20 cm (ukuran dalam) terbuat dari porselin,serat  lebih baik lagi jika dilengkapi dengan sakelar listrik dan sumber gas.Meja disusun sejajar dan siswa duduk berhadap-hadapan,dengan panjang 300-400 cm,lebar dengan 80-90 cm,dan tingggi 75 cm.
    4)      Bak cuci pada meja
    Bak cuci sebaiknya dipasang pada meja demonstrasi dan meja dinding dengan ukuran 54X35X20 cm (ukuran dalam) dengan dilengkapi kran yang  tingginya 45 cm dari dasar bak cuci.
    5)      Ruang persiapan
    Ruang persiapan digunakan untuk mempersiapkan bahan  yang akan diuji cobakan,sekaligus sebagai gudang penyimpanan terdiri dari meja persiapan,meja guru,kursi guru,rak zat padat,lemari reperence,lemari penyimpanan alat,lemari enyimpanan bahan kimia,dan dokumen lain yang dianggap penting.
    6)   Kursi guru dan siswa
    Kursi terbuat dari kayu alas duduk bentuknya bulat padatan berlubang dengan diameter 30 cm,dan tingggi kursi 75 cm,di bagian bawah kursi tersedi sandaran pijakan kaki supaya stabil.

     
    1)        Meja guru di ruang persiapan
    Bahan terbuat dari kayu padatan berkualitas ,ukuran ½ biro di sebelah kanan di lengkapi laci dan lemariyang diberi kunci dan tarikannya,tingggi meja 75 cm,panjang  125 cm,dan lebar 70 cm.
    2)        Papan tulis gantung
    Ukuran papan tulis yang ideal adalah 300 X 100 cm,terdiri dari papan tulis hitam dan putih yang bisa di lipat,bermuka dua (white board dan papan kayu dengan kotak-kotak 40) warna hijau dilengkapi pengait.panjang papan tulis warna hitam berukuran 140 cm,lebar 120 cm,warna putih panjangnya 100 cm dan lebarnya 120 cm.
    3)        Lemari asap /lemari asam
    Ukuran lemari asap tingginya kira-kira 100 cm panjang 130 cm,kedalaman 45 cm dan tinggi dasarnya sama dengan tingggi meja praktikum..Dinding belakang lemari menjadi satu dengan dinding laboratorium .Pada bagian depan dipasang pintu yang dapat dibuka naik turun.Dibagian atasnya dibuat cerobong yang dilengkapi dengan penyedot udara yang menuju kebagian atas laboratorium.
    4)        Rak zat cair
    Disimpan di bawah ruang asam terdapan rak larutan untuk menyimpan zat cair yang pekat diberi alas baki plastic.Larutan dikelompokan asam,basa dan organik.Asam klorida tidak disimpan berdekatan dengan amonia karena akan menimbulkan kabut putih (ammonium klorida).
    5)        Rak kayu untuk zat padat
    Rak zat padat disimpan diruang persiapan dan harus jauh dari jangkauan siswa.Bahan terbuat dari kayu berkualitas.Bagian permukaan atas dilapisi bahan melamin warna putih.Satu bagian terdiri dari 7 panel/rak masing-masing 6 rak denga tinggi 25 cm,dan satu panel/rak bagian bawah 50 cm diletakan diruang  persiapan.
    6)        Lemari model
    Lemari gantung berbingkai kaca terbuat dari kayu dibagi dua bagian dengan dua pintu buka tutup. Ukuran panjang 120 cm,lebar 50 cm,tingggi 60 cm tebal kaca 5 mm. Berguna untuk menyimpan model atom atau power suplay atau alat listrik lainnya.
    7)        Lemari buku
    Terletak di ruang persiapan,biasanya untuk menyimpan buku panduan kerja siswa,panduan pengelolaan laboratorium atau buku-buku lain sebagai buku penunjang.Terbuat  dari kayu,bentuk pintu buka tutup,kaca warna bening,disimpan di atas lemari dasar.
    8)        Lemari gantung
    Lemari ini berfungsi menyimpan barang yang tidak dapat dijangkau siswa,sisa barang yang berlebih sebagai stok atau menyimpan barang-barang sesuai kebutuhan,berupa kotang terbuat dari kayu yang berkualitas dibagi dua bagian terdiri dari 2 panel/rak.Diletakan di bagian belakang wastafel.
    9)        Kabinet
    Kabinet ini digunakan untuk menyimpan dokumen/administrasi di laboratorium ,yaitu buku inventaris,laporan harian bulanan,tahunan buku stok,pencapaian target,dan lain-lain.Baannya terbuat dari logam berupa panel/laci yang dapat ditarik keluar masuk.

    • Administrasi Laboratorium

    Keperluan administrasi laboratorium meliputi : Buku inventaris alat dan bahan, kartu stok, kertu permintaan / peminjaman alat, buku harian kegiatan laboratorium, kartu alat dan bahan yang rusak, kartu reparasi alat, labe, program semester kegiatan laboratorium, daftar alat dan bahan sesuai LKS, jadwal kegiatan laboratorium, dan laporan bulanan.

    • Penataan Alat-Alat Laboratorium

    Dalam menyimpan dan menata alat terdapat prinsip-prinsip umum sebagai berikut :
    1. Perhatikan keamanan alat dan kemudahan dalam mengambil dan mencari alat.
    2. Jangan menyimpan alat-alat yang berat di tempat yang tinggi.
    3. Alat – alat dikelompokan sesuai bahan (kaca, logam, dan porselen).
    4. Alat – alat yang mahal harganya hendaknya disimpan di tempat aman dan terkunci.
    5. Alat – alat berupa set/perangkat harus disimpan dalam kotak perangkatnya.
    6. Alat – alat yang menggunakan baterai kering harus sering diperiksa dan sebaiknya baterai segera dikeluarkan jika alat tersebut akan disimpan.

    • Penyimpanan Bahan-Bahan Kimia
              Penyimpanan zat kimia dapat dikelompokan berdasarkan :
    1.  Keadaan fasa/wujud : padat dan cair
    2.   Kelompok asam, basa dan garam.
    3. Sifat bahayanya : higroskofis, toksik, korosif, iritatif, mudah terbakar, pengoksid dan mudah meledak.

             Berikut peraturan umum untuk penyimpanan bahan kimia yang aman :
    1.  Zat-zat kimia jangan disimpan dalam ruang laboratorium, tetapi dalam ruang persiapan dan gudang yang khusus.
    2. Bahan yang tidak kompatibel tidak boleh disimpan bersama-sama (sebagai contoh penyimpanan asam di dekat senyawa sianida dapat menyebabkan tumpahan dan pembentukan gas hidrogen sianid yang mematikan).
    3. Penyimpanan bahan kimia di dekat proses yang tidak kompatibel harus dihindarkan.
    4. Bahan kimia di rak penyimpanan tidak boleh bocor, berkarat atau rusak, dan harus disusun dengan sebaik-baiknya.
    5. Ventilasi yang cukup untuk menjaga bila ada kebocoran uap membahayakan, dapat diencerkan dan dihilangkan. Bahan kimia yang beresiko kebakaran dan ledakan harus disimpan ditempat yang dingin, berventilasi dan jauh dari sumber api, serta dipasang sistem pencegahan kebakaran yang otomatis.
    6. Simpanlah botol-botol besar berisi bahan kimia pada rak atau lemari yang disediakan khusus untuk itu. Botol-botol besar disimpan pada bagian bawah, tempat penyimpanannya diberi alas plastik, tutup harus rapat, botol dilap ssebelum disimpan di atas plastik.
    7. Jangan menyimpan botol yang berisi zat berbahaya atau korosif (terutama cairan) di tempat yang lebih tinggi dari bahu.
    8. Semua wadah yang berisi zat kimia harus diberi label yang menyatakan zat itu dan untuk larutan hendaknya dicantumkan konsentrasi larutan tersebut.
    9. Zat yang sering digunakan disimpan pada rak terbuka dan  zat yang jarang digunakan disimpan di gudang atau dalam lemari.
    10. Zat-zat yang beracun disimpan terpisah dari zat lain pada lemari terkunci.
    11. Larutan  indikator disimpan dalam botol kecil yang dilengkapi sumbat pipet tetes.

    Free Website Visitors