• Terbaru

    Monday, 20 February 2017

    Pergolakan Mazhab Ideologi Dunia (1): Hubungan Liberalisme, Kapitalisme dan Demokrasi




    Sebagaimana telah kita ketahui, dunia ini tidak lepas dari pertarungan ideologi-ideologi yang saling serang satu sama lain. Pertarungan tersebut muncul karena sifat dan karakter ideologi memang untuk saling menguasai dan menghapuskan.
    Di Indonesia, negara yang dikenal religious, saat ini tengah di upayakan liberalisasi segala sector untuk selanjutnya menjadikannya sebagai isme pada masyarakatnya. Liberalisme secara umum ialah suatu ideology, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasari oleh keinginan untuk bebas sebebasnya, meniadakan kontrol agama dan negara dalam setiap perilaku individu warga nya. Liberalisme menolak pembatasan kepemilikan individu, mendorong ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) sebebasnya, menghendaki system pemerintahan yang transparan. Oleh karena itu, liberalisme kemudian menjadi lahan subur bagi berkembangnya kapitalisme. Karena, hanya dalam sistem tanpa bataslah (liberal), penguasa kapital/pemegang modal dapat menguasai sebagian besar kekayaan suatu negara.
    Ciri-ciri ideologi liberalisme ialah 1) Rakyat di doktrin untuk meyakini bahwa demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik. Sehingga suara seorang yang berilmu disamakan dengan seorang awam; 2) Anggota masyarakat memiliki kebebasan penuh, termasuk kebebasan berbicara dan kebebasan pers. Sehingga setiap orang boleh menyuarakan isi hati dan pikirannya terlepas itu benar atau salah. Tiada kontrol dari sistem norma, adat, agama yang membatasi bahwa hanya kata-kata baiklah yang boleh di uacapkan. 3) Memarginalkan peran pemerintah, ulama, tokoh masyarakat, guru, orang tua. Sehingga  pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas, suara orang berilmu diabaikan, guru dan orang tua tergeser perannya. Semuanya serba individualistis, apa yang diyakini individu itulah yang di anggap paling benar bagi dia. 4) Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat bias membuat keputusan sendiri. Tergesernya peran pemerintah, ulama, guru, orang tua, dan norma masyarakat membuat individu kehilangan pegangannya sehingga keputusan yang ia ambil jauh dari kebaikan dan kebenaran.
    Demikianlah sistem liberal yang selama ini andalkan dibanyak negara yang dianggap dapat menghantarkan rakyatnya mencapai kesejahteraan. Padahal kenyataannya di lapangan yang terjadi ialah semakin melebarnya ketimpangan sosial, melebarnya gap antar masyarakat, yang kaya semakin kaya sementara si miskin tidak dapat berbuat apa-apa. Ambisi kaum liberal mengharapkan demokrasi menjadi sistem pemenang pada akhirnya memenangkan pertarungan ideologi dunia dalam menguasai rakyat. Hal ini disebabkan teknik politik demokrasi memasang black hole yang akan menarik semuanya ke dalam perangkapnya untuk ia kuasai sepenuhnya. Melalui proses yang demokratis akan terjadi transformasi kedaulatan menjadi kewenangan.
    Secara nature, manusia akan merasa nyaman dengan melimpahnya kekayaan sehingga ia kan berusaha mempertahankan kekayaannya tersebut apapun caranya. Apalagi kekayaan tersebut didapatkan tanpa dasar sosial yang tinggi maka penimbunan kekayaan oleh sebagian orang merupakan hal lumrah terjadi dalam sistem ini. Oleh karena itu, kepemilikan harta meski di batasi.
    Free Website Visitors