Beberapa
hari setelah kekalahan Ahok dalam putaran kedua Pilkada DKI 2017, ribuan
karangan bunga membanjiri Balaikota tempat Ahok berkantor. Sebagian pandangan
menyatakan ribuan bunga tersebut sebagai tanda cinta mereka terhadap sang idola
yang baru saja mengalami kekalahan dalam kompetisi lima tahunan tersebut. Namun,
tak sedikit juga public yang menilai karangan bunga yang dikirim merupakan
pesanan Tim Suksesnya Ahok-Djarot sebagai “pelipur lara” sehingga menimbulkan
kesan bahwa Ahok merupakan tokoh yang sangat dicintai rakyatnya dan ketika ia
kalah dalam kontestasi politik tersebut banyak yang tidak siap kehilangan alias
tidak bisa move on.
Selama
sejarah perpolitikan Indonesia memang baru kali ini fenomena ribuan karangan
bunga dikirimkan kepada orang yang kalah dalam pertandingan. Kita biasa melihat
karangan bunga ditujukan kepada orang/lembaga/perusahaan yang baru meresmikan
kantor baru atau lebih umum lagi ditujukan kepada keluarga yang sedang berduka
semisal kematian. Jika merujuk hal demikian apa maksud dibalik dari kiriman ribuan karangan bunga untuk Ahok tersebut? Kebahagiaan atau kedukaan?
Akan
tetapi ketika ribuan karangan bunga ditujukan kepada aktor yang notabene kalah
dalam pertandingan bisa dimaknai sebagai dukungan moril kepada sang aktor
tersebut. Mengingat kekalahannya dalam kontestasi pilkada ahok masih memiliki
pendukung yang cukup banyak jadi wajar kalau ribuan karangan bunga tersebut
berasal dari pendukungnya. Pendapat sebaliknya muncul dari wakit ketua DPR
Fadli Zon yang menganggap bahwa ribuan karangan bunga yang dikirmkan ke
Balaikota DKI merupakan pencitraan Ahok dan membuang-buang uang. Banyak pihak
menduga, karangan bunga ini hanya framing untuk menegaskan bahwa Ahok berprestasi,
dicintai masyarakat, kinerjanya masih dibutuhkan negeri ini, itulah citra yang
ingin dibangun. Memang segala cara dilakukan untuk tujuan besar; Ahok jadi
pemimpin negeri.
Setelah kalah di pilkada,
peluang Ahok untuk tetap eksis di kancah politik kian menipis terlebih ia
tersandung kasus penistaan agama. Satu-satunya cara agar eksistensi Ahok tetap
terjaga adalah dengan menjaga citranya tetap baik di masyarakat.